AntiBiotik bekerja dengan membunuh sel kuman melalui berbagai mekanisme.
Terhadap tubuh semestinya tidak menimbulkan reaksi apa pun. Efek yang
terasa, seperti mual, diare, sakit kepala, kadang-kadang bisa juga
demam, kulit berwarna kuning (karena efeknya terhadap hati), shock,
dan sebagainya itu hanya merupakan efek sampingan.
Masing-masing AB memiliki sifat spesifik, dan tidak dapat membunuh
semua jenis kuman penyakit. Walaupun terdapat jenis AB yang dapat
membunuh banyak jenis kuman, AB yang akan dipakai untuk suatu infeksi
tertentu harus dipilih yang spesifik dan sesuai untuk jenis penyakit
yang diderita. Karena memerlukan pengetahuan khusus, sebaiknya keputusan
mengenai hal ini diserahkan kepada dokter.
Tentu saja untuk dapat membunuh kuman dengan baik dan tepat, AB harus
memenuhi beberapa syarat:
- Dapat diserap oleh darah dalam jumlah cukup.
- Dapat mencapai jaringan tempat infeksi.
- Berada dalam konsentrasi cukup untuk membunuh kuman.
- Mampu membunuh kuman (patogen) secara cepat dan tuntas supaya tidak meninggalkan sebagian kuman yang hidup sebagai resisten.
- Tidak menimbulkan efek sampingan terlalu banyak sehingga tidak merugikan penderita.
Untuk itu semua, AB harus dipakai dengan aturan dan cara yang benar.
Yang pasti, bila benar diperlukan, AB harus diminum sedini mungkin
supaya tidak terlambat. Sebagian orang karena kehati-hatiannya, malah
takut menelan AB yang sudah diresepkan dokter. Sikap ini dapat
membahayakan karena infeksi akan menjadi lebih parah. Memang ada saja
kemungkinan resep AB itu tidak diperlukan (secara ilmiah) atau dapat
dipertentangkan. Tetapi hal ini tidak dapat ditentukan oleh awam. Bila
merasa ragu, sebaiknya mintalah opini kepada dokter lain.
Sebuah contoh lain, kasus bisul. Sebagian masyarakat percaya, bahwa
bisul akan sembuh sendiri karena nenek moyang kita biasanya cukup
merawatnya dengan “telur kodok” atau “salep hitam”, kemudian memijat
nanahnya keluar. Padahal, tindakan ini berbahaya karena kuman (Staphylococcus
aureus) dalam bisul sangat ganas dan dapat menimbulkan komplikasi.
Selain itu, memijat bisul justru membuat kuman tersebut pindah melalui
pembuluh darah atau limfe ke bagian kulit yang lain atau ke organ yang
penting. Itulah sebabnya sering terlihat bisul “beranak”.
Bisul juga tidak cukup diobat secara lokal dengan salep (kecuali bila
masih kecil sekali). Dibutuhkan AB sistemik khusus. Namun, ampisilin
pun tidak mengobati dengan tuntas karena tidak cocok. Bila enggan ke
dokter, kompreslah bisul tersebut selama 10 menit dengan air panas,
beberapa kali sehari. Kalau dalam satu hari tidak juga ada perbaikan,
sebaiknya segera ke dokter.
Selain itu, sering jumlah AB dikurangi sendiri oleh pemakai karena
merasa sudah “baik”. Hal ini menimbulkan bahaya resistensi kuman
tersebut. Bila eradikasi kuman tidak tuntas, mungkin penyakitnya akan
kambuh kembali. Hal ini sering terjadi pada penyakit tuberkulosis yang
hanya dapat disembuhkan dengan pengobatan secara kontinu dan dalam
jangka waktu lama, rata-rata 6 bulan atau lebih. Untuk penyembuhan
penyakit lain seperti infeksi kulit, radang paru-paru, tifus, radang
kandung kencing, dan sebagainya diperlukan waktu lebih pendek (5 – 10
hari). Biasanya AB masih harus diteruskan beberapa hari setelah gejala
hilang.
AB umumnya harus ditelan setengah jam sebelum makan nasi. Ada
beberapa jenis AB, seperti ampisilin, penyerapannya dihambat oleh
makanan. Menelan AB dengan minum grapefruit juice juga dapat
mengurangi penyerapan banyak obat yang dimetabolisme di hati atau
diserap di usus melalui enzim tertentu. Belakangan diketahui bahwa jus
jeruk dan jus apel juga mempunyai sifat yang sama. Oleh karena itu,
menelan obat sebaiknya dengan air putih saja.
Bahkan, kadar obat tertentu dapat berkurang hingga 60% dalam darah
bila diminum bersama jus tadi. Bila obat tersebut kebetulan mempunyai therapeutic
window (batas kemanjuran) sempit, maka hal ini sangat merugikan.
Sementara itu, bila kadar obat dalam tubuh seseorang yang setiap hari
minum jus jeruk itu sudah stabil, maka di saat ia tidak minum jus jeruk,
kadar obatnya dapat naik tinggi sehingga berlebihan.
0 komentar:
Posting Komentar