Seri P3K: Luka Ringan
Luka dan cedera bisa terjadi pada siapa saja, kapan
saja, dan di mana saja. Jika hanya berupa luka ringan, mungkin kita tak
akan panik. Namun masalahnya akan lain jika cederanya berat dan
lokasinya jauh dari layanan medis. Di saat seperti inilah, kita baru
menyadari pentingnya belajar teknik pertolongan pertama.
Yang dimaksud luka ringan misalnya luka kecil akibat tersayat pisau,
pecahan beling, atau luka tusuk dangkal. Untuk menghentikan perdarahan,
lakukan teknik balut tekan. Gunakan pembalut atau sapu tangan bersih
untuk menutup perdarahan, lalu tekan sampai perdarahan berhenti.
Bila perdarahan telah berhenti, bersihkan luka dengan air sabun dan
antiseptik. Luka jenis ini akan cepat mengering bila dibiarkan terbuka.
Jika kedua tepinya terlalu menganga, rapatkan kedua sisinya sehingga
lukanya menutup. Untuk menutup luka, gunakan cara “plester kupu-kupu”.
Anda bisa menggunakan plester luka, macam Handyplast dan Hansaplast,
atau plester biasa.
Untuk membuat plester kupu-kupu, lipat plester pada sisi yang tidak
berperekat. Gunting kedua sudutnya seperti pada gambar. Sterilkan
plester dengan cara melewatkannya di api lilin atau korek. Rapatkan
kedua tepi luka, lalu rekatkan plester tersebut sehingga luka menutup.
Untuk luka sayat kecil biasanya akan cepat sembuh dengan sendirinya.
Jika setelah ditutup, timbul tanda-tanda infeksi, buka kembali plester
penutupnya, dan biarkan luka dalam keadaan terbuka.
Seri P3K: Luka Dalam dan Memar
a
I
Untuk luka yang dalam, cara penutupan hanya boleh dilakukan
jika lukanya bersih dan terjadi kurang dari 12 jam. Jika sudah lama dan
kotor, penutupan luka malah bisa menyebabkan infeksi.
Hal utama yang perlu diingat, kebersihan adalah kunci paling penting
dalam merawat luka. Saat merawatnya, pastikan Anda melakukannya secara
higienis. Cuci tangan lebih dulu dengan sabun dan air hingga bersih.
Cuci luka dengan sabun dan air matang. Mungkin timbul rasa perih, namun
tak ada pililhan lain. Sebab, jika tidak dibersihkan, kemungkinan besar
luka akan menjadi infeksi.
Jika memakai pembalut, gunakan pembalut bersih. Lebih baik tidak
memakai pembalut sama sekali daripada memakai pembalut yang kotor.
Jika benda tajam penyebab luka tusuk masih menancap dalam di luka,
jangan sekali-kali berusaha mencabutnya. Sebab, bila dicabut, justru
akan menyebabkan perdarahan yang lebih hebat. Sebaliknya, ikat supaya
benda itu tidak bergerak-gerak. Biarkan pencabutan dilakukan di rumah
sakit.
Pada luka terbuka, sebaiknya gunakan antiseptik cair. Hindari
penggunanaan salep sebab lapisan salep akan menghalangi permukaan luka
dari udara luar sehingga bakteri mudah tumbuh. Jika perlu, balut luka
dengan kasa steril dan perban. Ganti balutan setiap hari sampai luka
sembuh.
Untuk luka memar, misalnya akibat tergencet palu atau terjedot pintu,
tekan bagian yang memar dengan tangan. Jika perlu kompres dengan air
dingin dan beri balutan yang menekan.
Seri P3K: Perdarahan Berat
Untuk kasus cedera berat, hal pertama yang harus Anda lakukan
adalah minta pertolongan. Sembari menunggu pertolongan datang, Anda
bisa melakukan pertolongan pertama. Akan tetapi sebelum memberikan
pertolongan, pastikan semua dalam keadaan aman, baik korban, penolong,
maupun lingkungan sekitar.
Jika punya akses telepon, Anda bisa menghubungi ambulans gawat
darurat di nomor 118. Selain menyediakan ambulans, layanan 118 juga bisa
Anda manfaatkan untuk konsultasi darurat jarak jauh, tentang teknik
pertolongan pertama.
Sebelum memberikan pertolongan apa pun, pastikan kondisi ABC korban
dalam keadaan tak terganggu. Yang dimaksud dengan ABC adalah Airway
(jalan napas tidak tersumbat), Breathing (korban masih
bernapas), dan Circulation (jantung korban masih berdetak). Ini
merupakan faktor kritis yang paling berpengaruh terhadap jiwa korban.
Setelah memastikan kondisi ABC korban, lakukan pertolongan pertama
sesuai kondisinya. Jika terjadi perdarahan hebat, pertolongan paling
awal yang perlu Anda berikan adalah: stop perdarahan!
Untuk menghentikan perdarahan, lakukan teknik berikut:
- Pastikan penderita selalu dalam keadaan berbaring. Perdarahan berat tidak boleh ditangani sementara korban dalam keadaan duduk atau berdiri.
- Jika mungkin, posisikan kepalanya sedikit lebih rendah daripada badan, atau angkat bagian tungkai kaki. Posisi ini bisa mengurangi risiko pingsan dengan cara meningkatkan aliran darah ke otak.
- Angkat bagian yang berdarah setinggi mungkin dari jantung. Misalnya, jika yang berdarah bagian betis, letakkan betis tersebut di atas tumpuan, sehingga posisinya lebih tinggi dari badan.
- Buang kotoran dari luka, tapi jangan mencoba mencabut benda yang menancap dalam.
- Berikan tekanan langsung di atas luka. Gunakan pembalut yang bersih. Jika tidak ada, gunakan sapu tangan atau potongan kain. Jangan sekali-kali “memeriksa” perdarahan dengan cara menyingkap pembalut.
- Jika darah masih terus merembes, kuatkan tekanan. Tambahkan sapu tangan lagi di atasnya, tanpa perlu membuang sapu tangan pertama. Sebab, di dalam darah yang keluar terdapat faktor-faktor pembekuan.
- Pertahankan tekanan hingga perdarahan berhenti. Jika telah mampet, balut luka dengan perban, langsung di atas kain penyerap. Jika tidak ada perban, gunakan potongan kain biasa. Segera bawa korban ke rumah sakit.
Jika dengan teknik balut tekan biasa ini, perdarahan tidak juga
berhenti, lakukan terus sampai ada pertolongan lebih lanjut. Sebetulnya
ada teknik torniquet, tapi sebaiknya teknik ini hanya dilakukan
oleh mereka yang pernah mendapatkan pelatihan. Jika keliru, teknik ini
justru membahayakan.
Sekadar sebagai gambaran, tourniquet berupa tali yang
mengikat kuat sehingga aliran pembuluh darah tersumbat. Ikatan ini punya
simpul yang bisa dikencangkan dan dikendurkan. Tiap sepuluh menit,
ikatannya harus dikendurkan selama 30 detik untuk memberi kesempatan
darah mengalir lagi. Tujuannya, mencegah matinya jaringan akibat tidak
mendapat suplai darah.
Seri P3K: Tulang Patah
Pada kecelakaan yang parah, perdarahan sering disertai dengan
tulang patah (fraktur). Jika ini terjadi, hal utama yang perlu
diperhatikan, jangan gerakkkan bagian tulang yang patah. Hal ini malah
akan memperburuk kondisi. Jika sulit dihindari, usahan gerakannya
sesedikit mungkin.
Tulang yang patah biasanya ditandai dengan nyeri hebat akibat
kontraksi otot, bengkak, memar, bentuk organ yang bengkok, terkulai
secara tidak wajar, atau adanya bunyi patah pada saat kecelakaan. Namun
kadang-kadang, tulang patah tidak disertai dengan tanda-tanda yang jelas
seperti ini. Jika ragu, untuk amannya, anggap saja terjadi tulang
patah. Dengan kata lain, perawatannya pun berdasarkan prosedur perawatan
tulang patah.
Untuk memastikan tulang tidak bergerak-gerak, pasang bidai pada
bagian yang mengalami tulang patah. Caranya, ikat bagian yang patah
dengan sesuatu yang kuat sehingga tidak bergerak-gerak. Jika ada,
gunakan kayu atau balok. Namun dalam kondisi darurat, umumnya benda yang
kita butuhkan tidak berada di lokasi kejadian.
Untuk menyiasatinya, Anda bisa menggunakan benda lain yang kaku,
misalnya kardus. Jika ini pun tidak tersedia, gunakan anggota badannya
sendiri. Misalnya, jika yang patah adalah betis kanan, ikat betis
tersebut dengan betis kirinya. Sebagai tali pengikat, Anda bisa
menggunakan sobekan pakaian.
Untuk memastikan tulang tidak bergerak, gunakan aturan dua sendi.
Maksudnya, bagian yang patah diikat sepanjang dua sendi. Satu sendi di
atasnya, dan satu sendi di bawahnya. Misalnya yang patah adalah betis
(tungkai bawah), pasanglah bidai di betis, melampaui sendi lulut dan
sendi pergelangan kaki.
Seri P3K: Luka Bakar
I
Termasuk dalam kategori ini antara lain luka terbakar api, tersiram air panas, tersiram bahan kimia (asam atau basa kuat), maupun terlindas setrika. Apa pun jenisnya, pertolongan pertama dan utama adalah siram dengan air. Jangan tunggu ini itu. Meskipun sudah tidak kontak dengan sumber panas, namun jaringan yang luka sebetulnya masih menyimpan panas. Semakin lama ditunda, proses perusakan jaringan semakin lama berlangsung.
Jika mungkin, letakkan bagian yang luka di dalam air mengalir. Jika tidak tersedia, setidaknya rendam di dalam air sampai rasa perihnya hilang. Jangan gunakan air es. Menurut panduan pertolongan pertama dari Mayo Clinic, penggunaan es langsung pada luka bakar malah bisa menyebabkan “luka dingin” (frost bite) akibat perubahan suhu yang terlalu rendah. Sambil menunggu pertolongan dokter, untuk meringankan nyeri, korban bisa diberi antinyeri seperti parasetamol.
Bagaimanapun kondisi luka, tetap pegang aturan kedokteran, do no harm. Jangan menambah bahaya. Yang paling penting, hindarkan luka dari kotoran, lalat, dan segala penyebab infeksi.
Pada luka bakar yang sampai melepuh, jangan sekali-kali mengelupaskan bagian lepuh. Jika tersedia, tutupi luka secara longgar dengan kasa steril. Selama masa perawatan, penutup luka harus sering-sering diganti untuk menghindari infeksi.
Pada luka bakar yang serius, korban bisa mengalami syok. Ini terjadi karena sebagian volume cairan dikirim ke daerah yang luka, sehingga volume darah ke otak dan jantung menurun drastis. Apalagi ditambah rasa nyeri dan takut. Karena itu, selain pertolongan pada lukanya, Anda juga harus membuat korban tenang.
Risiko syok ini perlu diwaspadai jika luas luka lebih dari 20% dari luas permukaan tubuh. Sebagai patokan untuk menghitung luas permukaan tubuh pada orang dewasa, gunakan “aturan sembilan” seperti pada gambar.
Untuk mencegah syok, baringkan penderita dengan kepala lebih rendah dari bagian tubuh lainnya. Jika penderita sadar dan dapat menelan, beri ia banyak minum dan segera bawa ke rumah sakit. Petunjuk pertolongan pertama ini hanya berfungsi untuk menyelamatkan korban dari bahaya lebih lanjut. Pertolongan selanjutnya tetap di tangan dokter.
0 komentar:
Posting Komentar